Salatiga, Ahad, 23 Februari 2025 – Suasana haru dan kekhidmatan mewarnai halaman kompleks makam KH M. Zoemri RWS, pendiri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga. Pada hari itu, seluruh civitas akademika Yayasan Al Falah – mulai dari ahlulbait, ustadz, guru, santri, hingga wali santri, berkumpul dalam rangka sambangan terakhir sebelum Ramadhan, yang dikemas bersamaan dengan acara Nyadran.
Acara ini tidak sekadar menjadi ajang pertemuan antara santri dan orang tua, tetapi juga sarat akan makna spiritual dan kebersamaan. Dalam tradisi Nyadran, seluruh hadirin mendoakan para leluhur dan orang-orang tercinta yang telah wafat, sebagai bentuk rasa syukur sekaligus persiapan hati menyambut bulan suci Ramadhan.
Dengan penuh kerinduan, para wali santri datang dari berbagai daerah untuk bertemu buah hati mereka. Senyum bahagia dan pelukan hangat menghiasi setiap sudut pondok. Lebih dari sekadar temu kangen, momen ini menjadi wadah berbagi cerita, pencapaian santri, serta doa-doa tulus dari orang tua agar anak-anak mereka tetap semangat dalam belajar dan mendalami ilmu agama.
Acara Nyadran diawali dengan pembacaan doa bersama dan tahlil di kompleks makam, dipimpin oleh para ustadz dan pengasuh pondok. Nuansa khusyuk terasa begitu kuat, mengingatkan semua yang hadir akan pentingnya silaturahmi antar generasi dan menjaga hubungan spiritual dengan para pendahulu.
Di akhir acara, para wali santri diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan para pembina mengenai perkembangan anak-anak mereka. Hal ini menunjukkan komitmen Yayasan Al Falah untuk terus menjalin komunikasi yang erat antara pihak sekolah dan keluarga.
Sambangan dan Nyadran ini bukan hanya perpisahan sementara menjelang Ramadhan, tetapi juga penanaman nilai-nilai luhur: cinta keluarga, hormat pada leluhur, dan kesiapan spiritual menyambut bulan penuh rahmat.
