Alhamdulillah Wa Syukrulillah La Haulawala Quwwata illa Billah,,,,,
Manusia adalah ciptaan Allah SWT yang paling sempurna di bandingkan dengan ciptaan Allah yang lainya. Karena pada diri manusia telah di berikan oleh Allah berupa akal pikiran dan hawa nafsu. Atau keinginan-keinginan yang bisa kita arahkan ke hal-hal yang positif. Sehingga dengan bekal akal pikiran ini manusia dapat mengendalikan hawa nafsu dan dapat membedakan hal-hal yang positiv maupun yang negative. Seandainya terdapat seorang hamba yang melakukan perbuatan negative itu murni permasalahan dari manusia itu sendiri.
Setiap manusia di bekali oleh Allah SWT dengaan akal pikiran yang tujuanya untuk menjadikan manusia sebagai pemimpin di bumi Allah ini untuk mengatur simbiosis. Atau hubungan manusia dengan alam sekitar agar menjadi tempat yang bermanfaat bagi manusia dan menjadi tempat yang aman, tentram dan nyaman. Kita di ciptakan oleh Allah SWT tak lepas dari sebuah misi yang yang harus di laksanakan oleh setiap manusia. Yaitu sebagai Khalifah fi al-Ard (menjadi pemimpin di bumi). Dan menjadi seorang hamba yang dapat mengabdikan diri pada aturan-aturan yang telah tertetapkan oleh allah SWT. Untuk mencapai level tersebut seseorang tidak bisa lepas dari ilmu pengetauhan yang harus di miliki. Dengan pengetauhan ( al-‘Ilm) tersebut manusia dapat membangun peradaban dan kemajuan bangsa dan negara sekaligus membangun karakter/ moralitas dari masyarakat.
Kholifah Fi al-Ard
Manusia menjadi kholifah Fi al-Ard ( pemimpin) bertugas untuk merawat dan menjaga kelestarian alam sehingga alam bisa di manfaatkan oleh manusia dalam kehidupan hari ini dan kehidupan bagi generasi penerusnya. Dapat juga memberikan kenyamanan, sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 30 yang artnya:
“ Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat , aku hendak menjadikan manusia sebagai kholifah di bumi “.
Kholifah
Setelah manusia mendapatkan gelar Khalifah di bumi ini, maka tugas mulai jelas yaitu menyeru kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Sehingga ketika tugas ini terlaksana dengan baik akan naik level menjadi seorang hamba yang taat kepada Allah SWT. Sedangkan hasil dari ketaatan itu berupa menerapan nilai-nilai positif pada manusia lainya. Adapun pengertian dari “ menjadi pemimpin ” itu tidak harus menjadi pejabat yang duduk dalam pemerintahan atau yang lainya. Akan tetapi menjadi seorang pemimpin bagi diri sendiri. Bagi yang sudah berumahtangga akan menjadi pemimpin bagi keluarganya, yang menjadi guru akan menjadi pemimpin bagi murid-muridnya. Begitu juga yang menjadi pejabat Negara maka menjadi pemimpin bagi rakyatnya. Dari tiap kepemimpinan ini, manusia akan di mintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT. Apakah ia dapat menjadi pemimpin yang adil dan baik bagi yang di pimpinya. Atau malah sebaliknya menjadikan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi diri sendiri.
Pemimpin
Untuk menjadi pemimpin yang hebat manusia harus selalu di imbangi dengan keilmuan dan ketaatan kepada Allah SWT. Setiap hari merasa di pantau oleh Allah Swt dan menjadi kontrol dalam melaksanakan amanah tugas tersebut. Sehingga ketika akan melaksanakan hal yang melenceng dari koridor yang semestinya ia akan merasa malu dan takut kepada Allah SWT.
Demikian, Semoga bermanfaat
Oleh: Gunawan Laksono Aji, S.Pd.I., M.A.